Ada artikel2 beredar di media sosial menyebutkan bahwa bersepeda dapat mempengaruhi kehidupan seksual bahkan kemandulan. Alasannya sederhana, adanya tekanan di area perineum (area antara scrotum dan anus pada pria dan area antara vagina dan anus pada wanita) tertekan sehingga menimbulkan hambatan peredaran darah pada area tersebut.
Jika demikian permasalahannya solusinya sederhana. Ketika kita duduk, di manapun, posisi paling nyaman adalah ketika badan bertumpu pada tulang duduk. Untuk mengetahui letaknya sangat mudah. Jika anda pernah duduk di tepian trotoar, akan terasa bagian yang paling bersentuhan di sana. Pada gambar ditunjukkan dengan lingkaran merah.
Untuk menyiasatinya mudah saja. Banyak sadel yang menawarkan kenyamanan dengan busa tebal, bahan kulit, bahkan per. Untuk perjalanan dalam kota dimana jarak antar tujuan relatif dekat hal ini jarang menimbulkan masalah. Namun, untuk jarak jauh meratanya penekanan busa tebal pada selangkangan menghilangkan kesempatan jaringan di sana untuk memperoleh sirkulasi darah yang baik, bahkan menekan syaraf2 secara luas menimbulkan rasa kesemutan yang kadang berujung nyeri. Sadel kulit punya kelebihan dalam hal kenyamanan jika belum "break-in" (kulit sadel cekung mengikuti bentuk terkeras bokong). Pada area tulang duduk (os ischium lingkaran merah) tentu tidak masalah tapi bagian tengah sadel justru akan meruncing mengisi ruangan di selangkangan sehingga menekan perineum. Berbeda lagi kasusnya dengan sadel ber_per/pegas. Jika per trlalu empuk atau anda relatif berat, kayuhan ber RPM tinggi di tanjakan menyebabkan efek "bobbing" atau mengayun yang menyebabkan tenaga terkuras lebih dari seharusnya.
Lalu bagaimana sadel yang ideal? Pertanyaan ini akan kembali ke kebutuhan masing-masing pesepeda. Untuk jarak dekat (jarak dibawah 15km) tentu tidak akan menuntut syarat sadel yan berlebihan. Tapi untuk jarak jauh, tips berikut semoga bisa membantu:
1. Posisi sadel agak menunduk ke depan (sekitar 15derajat dari garis horizontal)ini untuk menjamin tulang duduk anda lebih banyak tersangga ketimbang area perineum.
2. Busa sadel jangan terlalu tebal, menggunakan sadel tanpa per lebih baik untuk menghindari efek bobbing saat mengayuh dengan rpm tinggi.
3. Sadel kini didesain dengan alur cekungan di tengah bidang sadel dari depan ke belakang. Awalnya saya tidak mengerti untuk apa ini. Namun setelah dibedakan dengam sadel kulit alur ini berfungsi meminimalkan tekanan pada perineum tadi.
4. Sadel sepeda bukan sofa! Sesekali berdirilah, aliran darah akan lancar di daerah pinggang hingga betis, menghindari kram/kesemutan.
5. Itu sepeda dipake, bukan dipajang, tipsnya dicoba biar mainnya jauh dan tidak bikin rusuh. :p
dr. Senoaji Wijanarko