Senin, 15 Februari 2010

atasan bawahan


Judul yang aneh, sepintas mirip tulisan seorang fashion designer haute couture hehehe (dapat istilah dari ftv tengah malam:). Tulisan kali ini bukan tentang itu, silahkan disimak, semoga menjadi inspirasi bersama. 

Seorang teman baik_sebut saja si"Anu" yang saya kenal sejak SMP mengeluhkan soal atasannya yang lebih "menyayangi" sejawat kantornya yang notabene berkarir bersama-sama dengannya sebut saja si "Ini"_yang saat ini walaupun mereka setingkat namun tampak lebih melejit bahkan dibanding seniornya walaupun banyak cacatnya. Si Anu menuduh temannya nepotisme atasan dan niputisme rekan:) menuduh si Anu menjatuhkan rekannya, menghasut dan sebagainya. Si"Anu" yang rajin bekerja dibelakang meja tanpa cacat intinya semakin hari semakin menderita dan tercekam berada bekerja satu atap dengan si"ini"..selama bertahun tahun sampai bertahun berikutnya.. Sebuah kenyataan yang memilukan karena dari situ dan hanya dari tempat itu dia bisa makan_setidaknya sementara ini. Sahabat yang baik (meminjam istilah pak Mario Teguh), Tuhan tidak menciptakan begitu saja apapun di dunia ini tanpa tujuan, termasuk masalah. Apalagi itu di depan kita, lari dari itu hanya akan menciptakan masalah baru. Lalu bagaimana nasib sahabat di atas seharusnya? Nepotisme adalah kata yang menarik untuk dikelola. Tidak masalah anda bekerja di bidang apapun (kecuali anda seniman soloist) kata ini selalu membayangi setiap karyawan yang ada. Perlu pertama kali dipahami bahwa: 

1. jika ada satu keluarga berjumlah 12 orang, sebuah ferrari modena 360 12 silinder berkonfigurasi V dengan tenaga hampir sama dengan sebuah truk besar hanya dapat memuat 2 orang
2. jika ada 10 pekerjaan menumpuk di depan anda yang harus selesai besok, anda akan memulai dengan yang paling mudah dahulu
3. cuma anda yang mengerti kenapa anda pacaran sama kekasih anda yang jelek itu hehehe...maaf bercanda tapi ini relevan 


Sahabat yang baik, nepotisme tidak selamaya buruk. Mari sama-sama membalikkan posisi kita, anda jadi atasan yang sedang haus bantuan, apa yang akan dilakukan sementara deadline pekerjaan menumpuk sudah dekat? Kemungkinan besar anda tidak akan menyerahkannya pada seluruh karyawan anda karena kualitas produk anda akan bias; dari situ anda hanya akan menyerahkannya pada karyawan yang anda "lihat" baik, dekat, dan dapat dipercaya karena nasib seluruh perusahaan ada di tangan anda saat ini, dimana satu keputusan salah dapat membawa kejatuhan harga saham, penurunan citra, kehilangan pelanggan hingga kebangkrutan. Ya memang kesannya subjektif karena kadang karyawan "ini" di mata karyawan lain punya raport bertinta merah, namun anda sebagai pimpinan harus mengambil keputusan yg baik bagi perusahaan, bukan hal lain. Pada awal tulisan saya menyebutkan soal _sebut saja: "tata kelola Nepotisme" yang nantinya istilah ini akan berubah.. Sebagai karyawan jujur dan kerja keras saja tidak akan cukup. ini yang kurang disadari para sahabat kita yang baik yang telah membangun negeri kita dengan kerja kerasnya. Jangan biarkan orang yang tidak sebaik anda mengelola perusahaan hanya karena hubungan baik. tetaplah Jujur dan bekerja, tambahkan kata "gaul" dalam pekerjaan anda. 

Bina hubungan baik dengan atasan, dengan itikad baik tentu. Rajin berkonsultasi dengan atasan soal pekerjaan anda. Dengan begitu beliau akan mengenal pribadi baik anda dengan baik sehingga anda tidak perlu menjadi si "Anu", tapi si "Ini" yang berperforma dan berpenampilan baik tanpa kasak kusuk dari karyawan lain karena anda pantas di posisi anda dalam memimpin yang tidak menjatuhkan teman sejawatnya. Jadi, kalau dikelola baik, no such thing called nepotism isnt it? gunakan diri anda yang baik untuk berbuat baik. O iya, sebaiknya kurangi bergosip, umumnya bergosip hanya akan menurunkan nilai anda. 
 
(untuk diri sendiri; saudaraku; sahabat yang masih mau mendengar; sahabat yang teraniaya; anak-anak dan istriku; crew UGD RSU Nunukan; dan atasanku)

Tidak ada komentar: