Sabtu, 13 Februari 2010

para Orangtua..


"nak Mama datang Rabu (10 feb '10) di Tarakan, tolong jemput di sana ya.. mama tidak tahu jalan". Sehari sesudahnya mertua menghubungi istri akan datang hari minggu (7 feb '10). Belum sempat kekagetan hilang mama telpon lagi akan datang hari minggu. Kalau ada tes tingkat aktifitas otak, saat itu mungkin otak saya lebih keras berpikir dibanding server facebook. betapa tidak, seminggu sebelumnya Mulyo, putra kami yang kedua lahir; 4 orang tambahan dalam rumah sangat sederhana kami yang mungil; ditambah kejutan2 "kecil" dari wahyu putra pertama kami yang jago memanjat cukup membuat pusing kepala karena menimbulkan kesibukan-kesibukan kecil antara lain menyiapkan boks (merakit ulang karena sempat dibongkar guna menambah space kamar kami); suara pangeran kecil kami yang silih berganti, hingga rencana merenovasi ruang pakaian menjadi kamar tidur yang nyaman.


Singkatnya, minggu tanggal 7 Februari itu saya bekerja ekstra keras berpikir untuk renovasi kamar itu, mulai membeli ranjang dan keperluan lainnya. Tepat pukul 13.32 bel pintu depan memecah kesunyian yang kacau. Lebih kaget lagi mertua yang katanya tiba hari minggu di Tarakan lalu lanjut besoknya ke Nunukan ada di depan pintu. Kamar masih berantakan! sambil mereka melepas kangen dengan anak cucu, saya melanjutkan operasi. 2hari kemudian mama dan adik saya jemput dari Tarakan..
Semua sehat kecuali penampakannya yang lebih renta dan lemah, bahkan papa (mertua) sempat saya antar kontrol di Internis RS Nunukan guna mendengar kata "colitis" dan "haemorrhoid externa". Semua hal yang kira-kira mereka sukai sudah ditawarkan, jawabannya sama: "nak, kami sudah cukup simpan saja uangnya
untuk wahyu dan adiknya". Jawaban sederhana yang kalau diulas nanti menyayat hati.


Manusia apapun suku dan agamanya akan bertambah umurnya sampai Alloh bilang cukup. Dalam proses pertambahan umur ini semakin banyak yang didapatkan manusia apalagi jika dia mau belajar, kekayaan pun bertambah (kalau tidak bertambah miskin ya bertambah kaya:), dan lain sebagainya. Bertambahnya segala sesuatu seiring umur ini perlu dipahami merupakan bertambahnya kehilangan mulai teman baik, minat, hingga nafas.

Kembali ke orang tua saya, jawaban mereka yang sederhana itu menyadarkan saya bahwa:

  1. terlalu lama kami berpisah hingga "lupa" wajah mereka yang lebih muda
  2. terlalu lama kami berpisah hingga tidak tahu bahwa beliau-beliau sudah kehilangan minat akan hal-hal yang tadinya menyenangkan mereka, yang kita berjuang untuk itu agar mereka senang dan bahagia
  3. terlalu lama kami berpisah hingga saat bertemu para orang tua lupa hingga mengira cucunya adalah serasa anaknya.
  4. dan bentuk kehilangan lainnya..

Apapun kehilangan itu mengingatkan kita pada sebuah pepatah : "kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah" jika dikaitkan dengan tulisan ini bermakna bahwa sekeras apapun usaha kita membahagiakan orang tua, tidak semua mereka akan bisa terima berdasar kehilangan yang berujung keterbatasan. Apalagi kalau tidak ada usaha sama sekali..


Apapun kekurangan orang tua di masa lalu apalagi saat sekarang tugas kita adalah hanya tidak menyakiti hatinya, karena untuk membahagiakannya seperti yang beliau lakukan pada kita rasanya akan dibatasi oleh "kehilangan" beliau


Nunukan, 13 Februari 2010 pukul 01.30



(untuk diriku, eiyta istriku, adik-adik, beberapa teman baik, dan pelayanan masyarakat)


Tidak ada komentar: