Mudik lebaran sejak dulu selalu melebihkan kesan mendalam (bukan menyisakan) buat saya. Tradisi ini dimulai sejak saya masih duduk di sekolah dasar yang ketika itu menggunakan trasnportasi darat berupa bus atau kereta api di era 80an.. kemudian trend mudik makin padat menggunakan kendaraan umum, ayah saya berinisiatif menggunakan kendaraan dinasnya Daihatsu taft "kebo" yang cukup tangguh dibawa dari Jakarta-Bojonegoro. Seiring kepindahan kami ke Bali dan Sulawesi, kebiasaan mudik ini berkurang dan jika terselenggara hanya transportasi Udara saja jawabannya, sehingga pengalaman mudik menggunakan kapal Pelni tidak ada.
Oleh karena itu pada mudik kali ini kami memberanikan diri menggunakan moda transportasi laut, berikut sketsa yang sempat dibuat:
ruangan kelas di KM bukit Siguntang |
sebuah tangga menuju dek 6 |
pemandangan dari dek 8 |
pemandangan dari jendela kelas |
pemandangan dari jendela kelas |
wahyu dan teman-temannya bermain dalam kabin |
sketsa saat di Makassar:
penjara Pangeran Diponegoro |
bpk Zaenal Beta (salah satu senior pendiri art Galery) |
pensketsa dan suasana fort Rotterdam |
stand pelukis potret di Mall Panakukkang |
rumah tujuan mudik:) |
monumen mandala Makassar |
di dalam kantin Graha Pena Makassar |
di Pesawat dalam perjalanan menuju Tarakan |
|
4 komentar:
keren bos... hehhe
umma azura
thanks to you:)
kece badaii
terima kasih:)
Posting Komentar