Senin, 17 Desember 2018

Takut Lemak?


Takut lemak?
Hiperkolesterol adalah kondisi di mana kadar kolesterol naik di atas rujukan normalnya. Umumnya sentra kesehatan menggunakan angka >200mg/dL untuk kolesterol total. Kondisi ini mudah terjadi saat hari raya di mana hidangan berlimpah mengandung kadar karbohidrat dan lemak yang begitu tinggi dan sering dikonsumsi berlebihan demi menghormati tuan2 rumah yang dikunjungi. Namun demikian mengkhawatirkan kolesterol seyogiyanya tidak perlu jika tahu dan bisa menyiasati cara makan yang benar dan menyenangkan.
Tingginya kadar kolesterol seringkali dihubungkan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan tingginya tensi (sistole >159 dan sistole >90 mmHg) tidak ada yang salah dengan itu. Tingginya kadar lemak selama bertahun2 menyebabkan lemak cenderung ditimbun dan yang beredar dalam darah menyebabkan darah lebih kental sehingga menambah beban jantung dan pembuluh darah. Efeknya hipertensi hingga stroke. Hal ini terjadi karena pola makan yang tidak tepat.
Asupan karbohidrat yang didaulat menjadi makanan pokok secara terus menerus menggerus kinerja insulin hingga level tertentu dan berakhir dengan diabetes di masa tua jika sama sekali tidak diimbangi kebiasaan hidup sehat seperti memanage stress dan olahraga rutin karena resistensi insulin.
Menyiasatinya bukan perkara sulit. Jika anda terpaksa memakan 2 komponen lemak dan karbohidrat itu, maka imbangi dengan olah raga, namun sepertinya butuh olahraga berat untuk sekedar menurunkan karbohidrat dan olahraga aerobik yang lebih lama lagi untuk membakar lemak. Yang termudah adalah menekan semaksimal mungkin karbohidrat dan gula, anda bisa tetap nyaman makan makanan berbahan lemak sebanyak mungkin lalu imbangi dengan olahraga aerobik (biasakan ini). Rasakan perbedaannya setelah membiasakan ini selama 3 bulan
takut lemak? saya lebih takut resiko diabetes
Tetap sehat bersama kami,
dr. 
Senoaji Wijanarko, MARS
judul foto: "the pain is real..."
Juni 19

Tidak ada komentar: